TIMESINDONESIA, LAMONGAN – PT Syngenta Indonesia hari ini melaunching atau meluncurkan benih jagung bioteknologi pertama di Indonesia, NK 212s Pendekar Sakti. Peluncuran dilakukan di Desa Banyubang, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan.
Benih jagung dengan varietas ini memiliki keunggulan ganda, yaitu toleran terhadap Herbisida Glifosat dan tahan terhadap Ulat Penggerek Batang (Asian Corn Borer/Ostrinia furnacalis).
Hal ini disampaikan Presiden Direktur PT. Syngenta Indonesia Kazim Hasnain saat Grand Launching bersama Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dan Seed Business Head Syngenta Indonesia Fauzi Tubat, Selasa (27/2/2024).
“Syngenta Indonesia mendukung Pemerintah melalui Kementerian Pertanian dengan berupaya menjamin kemandirian pangan, kesejahteraan pedesaan dan efisiensi tenaga kerja di bidang pertanian. Kami senang dapat berperan dengan memperkenalkan benih jagung bioteknologi,” kata Kazim.
Sementara itu, Fauzi Tubat, Seed Business Head PT Syngenta Indonesia mengemukakan bahwa Syngenta Indonesia sudah lebih dari 20 tahun menghasilkan benih berkualitas serta membantu petani-petani di Indonesia dalam penyediaan benih berkualitas.
Lebih lanjut, Fauzi mengungkapkan, kebutuhan jagung pertahun sekitar 62 juta ton jagung. Dengan menanam benih jagung ini produksi jagung bisa ditargetkan mencapai 70 juta ton. "Sehingga akan ada surplus 8 juta ton untuk diekspor," ujarnya.
Fauzi menuturkan, industri jagung memiliki potensi pertumbuhan berkelanjutan yang sangat besar, namun terdapat banyak tantangan yang harus dihadapi seperti alih fungsi lahan, ketersediaan pupuk, ancaman penyakit dan perubahan iklim.
“Nah, dengan jagung bioteknologi inilah menjadi salah satu kunci menjawab tantangan sekaligus menjadi jalan meraih potensi besar tersebut,” ucapnya.
Dikesempatan yang sama saat peluncuran produk benih jagung tersebut Pak Yes berharap benih jagung varietas NK 212s Pendekar Sakti ini bisa sesukses pedagang Sari Laut di Kelapa Gading Jakarta yang mengambil nama 212 Wiro Sableng.
Lebih lanjut, Pak Yes mengutarakan, Lamongan menjadi indikator ketahanan pangan nasional, tidak hanya dari padi, tetapi juga jagung. Dimana, poduktivitas jagung Lamongan lebih dari 500 ton setiap tahun, sehingga masuk lima besar di Provinsi Jawa Timur dan menjadi bagian penting untuk menyuplai jagung nasional.
“Dengan diluncurkannya benih jagung varietas NK 212s Pendekar Sakti ini, menjadi kebanggaan bersama karena diluncurkan di Lamongan untuk Indonesia,” ujar Pak Yes.
Salah satu petani dari Tuban, Jawa Timur, Munip menyampaikan ketika tanaman jagung pada umumnya terserang ulat akan sulit sekali dibasmi, karena ulatnya ada di dalam jagung.
Tapi, menurutnya, ketika benihnya sedari awal sudah tahan terhadap ulat, maka secara otomotis biaya untuk menanggulangi serangan hama pun bisa dikurangi.
“Kami sudah buat hitung-hitungan dan kami yakin biaya untuk menanam jagung varietas baru dengan keunggulan ganda ini pasti lebih murah. Kami benar-benar senang dan berharap bisa segera menanam jagung ini di lahan yang lebih luas,” kata Munip.
Setelah Grand Launching benih jagung bioteknologi varietas NK 212s Pendekar Sakti di Kabupaten Lamongan, Syngenta juga akan menggelar kegiatan serupa di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah pada tanggal 29 Februari 2024. (*)